Mawar
memang selalu berduri, begitupun hidupku, dan hidupmu.
Tebing yang curam dan tinggi tak dapat ku panjat, langit
yang biru tak dapat ku raih. Dan takdir dariNya tak bisa ku rubah.
Bunda, kanker itu datang lagi.
Bunda, kanker itu datang lagi.
Mengapa harus Bundaku? Mengapa
harus bundaku yang merasakan sakit ini? Mengapa begitu banyak sel sel kanker
yang berada di tubuh Bundaku? Payudara,
getah bening, tulang, hingga ke paru – paru.
Rembulanku, kau selalu menyinari hidupku. Bahkan ujung
jemariku pun bersaksi bahwa kau lah penerang jalanku, kaulah mercusuar langkah
hidupku.
Rembulanku, kini kau telah pergi. Kau pergi dengan takdir, kau
pergi membawa segudang kenangan yang kau hujani pada kami.
Biarlah semua ini terjadi padamu, ikhlaslah, semoga surga
menantimu
Rembulanku, do’aku menyertaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar