Selasa, 27 September 2016

Bocah Kecil & Surah Al – Balad



Sore itu aku masih saja duduk termenung di atas kursi di dalam sebuah angkot tua yang selalu melintas di Jalan Soekarno Hatta Bandung. Ini adalah pemandangan pertama yang paling adeeemm banget yang ku lihat selama 3 tahun menjadi angkoters. Yups, pemandangan berbau Surga. Pemandangan dengan objek utama seorang bocah kecil yang *akan menghapal Surah AlBalad membuatku geletar seolah dunia ini diciptakan karena memang ada sebab.

Lalu, pikiranku berputar akan hapalan Qur’anku yang sama sekali tidak bertambah kala itu, ziyadahku yang kosong, dan muraja’ahku yang kacau sekali. Bahkan mungkin ada beberapa ayat yang melayang – layang bagaikan capung terbang setelah terjerat dari pohon rindang. Ah! Kacau semua. Lantas, untuk apa aku berpijak di atas bumi ini selama 20 tahun? Kemana waktu yang telah kubelanjakan? untuk apa masa – masa ku yang hampir menginjak (Hampir ya) seperempat abad? Sudah kah aku mengetahui apa potensi diriku? Pahamkah aku tujuan Allah menghidupkanku? Mengertikah aku Visi Misi manusia tercipta?

“TANTEEEEE!!!”

Pikiranku itu buyar ketika bocah kecil ini memintaku untuk menjadi mulahidznya. Dengan polosnya dia berkata : “Tante mau test hapalan aku engga?”. Sejenak diriku diam bagai patung tak bernyawa. “Hmm, iya mau”. Jawabku singkat.

Bismillahirrahmanirrahiim

1. Laa uqsimu bihadzaal balad
2. Wa-anta hillun bihadzaal balad
3. Wawaalidin wamaa walad
4. Laqad khalaqnaa-insaana fii kabad
5. Ayahsabu an lan yaqdira 'alaihi ahad
6. Yaquulu ahlaktu maaalan lubada
7. Ayahsabu an lam yarahu ahad
8. Alam naj'al lahu 'ainain
9. Walisaanan wasyafatain
10. Wahadainaahun-najdain
11. Falaaaqtahamal 'aqabat
12. Wamaa adraaka maal 'aqabat
13. Fakku raqabat
14. Au ith'aamun fii yaumin dzii masghabat
15. Yatiiman dzaa maqrabat
16. Au miskiinan dzaa matrabat
17. Tsumma kaana minal-ladziina aamanuu watawaashau bish-shabri watawaashau bil marhamat
18. Uula-ika ashhaabul maimanat
19. Waal-ladziina kafaruu biaayaatinaa hum ashhaabul masyamat
20. 'Alaihim naarun mu'shadat

ShadaqAllahul ‘Adzim

Masya Allah. Dalam hati, mulut ini seakan menganga menyaksikan bagaimana hamba Allah yang masih sangat belia itu melantukan Qalam Cinta dariNya dengan sangaatt lancar. Dalam hati, wajah ini seakan berderai air mata karena ternyata Allah selalu memberikan kesempatan untuk hambanya yang (Mungkin) telah melalaikan cinta – cinta yang seharusnya menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia di dunia. Namun, aku menyadari bahwa salah satu hamba terbaik ialah hamba – hamba yang mampu mengambil hikmah di setiap langkah kejadian hidupnya.

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya sesuatu yang batil (tanpa hikmah).” QS. Shad: 27

Kisah bocah kecil & Surah Albalad ini mengajariku untuk selalu menjadikan hapalan Qur’an menjadi hobi dan kebiasaan hidup sehari – hari. Dan bocah kecil ini telah membuktikannya, ketika anak – anak lain sibuk dengan permainan – permainan ala bocah mereka, ketika anak – anak lain sibuk dengan gadget yang makin hari makin canggih yang membuat sibuk mereka seakan lupa segalanya, ketika anak – anak lain sibuk dengan games yang mungkin ga ada manfaatnya sama sekali untuk mereka, ketika anak – anak lain sibuk memakai pakaian yang stylist dan modis, tetapi bocah kecil ini malah memilih sibuk dengan hapalan Qur’annya, lihat saja betapa bahagianya Ia ketika Qur’an selalu Ia genggam di setiap langkah hidupnya. Bocah ini adalah salah satu anak yang dipilih Allah untuk menjaga Qalam CintaNya. Namun, bukan masalah “terpilih” saja. Bocah ini pun bisa karena Ia berniat mulia. Ia bisa karena Ia selalu berusaha, dan Ia mampu karena Ia selalu istiqamah.

Dan lagi, Albalad memberikanku pengetahuan bahwa manusia diciptakan dengan kodrat serta potensi menghadapi berbagai tantangan. Tujuan utama surat ini adalah menunjukkan betapa manusia sangat lemah dan bahwa kuasa dan kekuatan hanya dimiliki oleh Allah Swt.

Bagaimana dengan kita?. Mari berjuang bersama untuk meningkatkan bacaan dan hapalan Al-Qur'an, juga menegakkanya. Meski tantangan banyak, meski sulit, meski susah, tetapi Allah telah memberikan bocoran janjiNya, bahwa manusia bisa, pasti bisa menghadapi berbagai tantangan.

I'm ready for the challenges

Rabu, 14 September 2016

Perindu Surga

Yakinlah! Ketika hatimu mulai berputus asa di antara kebimbangan menghadapi dilema dalam sebuah perjuangan, saat itulah kamu harus tanyakan kepada sesosok hati nurani : "Mengapa harus berputus asa? Apakah engkau masih meragukan Pertolongan & Kemampuan Allah?"

Sungguh luar biasa kelezatan iman dirasa bagi jiwa - jiwa perindu Surga, bagi hati penanti ampunan, bagi raga pengharap kasih RabbNya.

  Kami ingin menjadi salah satu pemilik jiwa itu, pemilik hati itu, pemilik raga itu. Bukan, kami bukan seorang Mujahidah, tapi hanya sekelompok orang yang ingin menolong Dien nya tegak di atas Dien - Dien yang lain. 

Bawalah diri kami menuju Empat tiang & tiga gerbang Keridhaan. Semangat yang tinggi, jiwa yang suci bersih, serta teguhnya pendirian. Karena, jika Ridha telah memenuhi jiwa dan meresap erat di Qalbu maka pastilah nikmat di akhir perjuangannya.

Begini saja, 47:7